Translate

Senin, 06 Mei 2019

Sore tak pernah lupa menyambut malam, doa tak pernah lupa menyambut takdir, jika memang itu sudah yang ditakdirkan maka doa terbaik adalah cara terbaik untuk menyambutnya, dan berbuka adalah salah satu waktu terbaik untuk berdoa.
Doakan orang orang istimewa di hidup kita...

Jumat, 02 Desember 2016

Rasa itu

Dapat sebuah kisah, entah benar atau tidak, yang pasti perjuangan pejalan kaki dari Ciamis ke Jakarta untuk aksi mengetuk hati saya.. MK

*Mohon sebarkan dengan IKHLAS...*

Cerita Inspiratif buat kita2 yg _merasa sudah *'cukup'* beragama..._

*Adalah saya akan tak ikut lagi aksi 212..?*

Saya anggap dunia adalah soal bagaimana hidup dan cari kehidupan.. bagaimana menikmati dan lebih baik dari manusia lain, bagaimana bisa punya status baik, dihargai dgn apa yg dipunya dan sedikit jalan2 menikmati dunia..

Saya anggap orang yg maju dalam agama itu adalah yg berfikiran luas dan penuh toleransi, saya anggap tak perlulah terlalu fanatis akan sesuatu, tak perlu reaktif akan sesuatu, keep calm, be cool.. Janganlah sesekali dan ikut2an jadi orang norak.. ikut kelompok jingkrang2 dan entah apalah itu namanya..

Saya tak ikut aksi bela agama ini itu. Kalian jgn usil, jgn pikir dgn kalian-ikut dan saya-tidak artinya kalian masuk syurga dan saya tidak..! Saya ini beragama lho, saya ikut berpuasa, saya bersedekah dan beramal.. Saya bantu orang2, bantu saudara2 saya juga,, jgn kalian tanya2 soal peran saya ke lingkungan, kalian lihat orang2 respek pada saya, temanpun aku banyak.. tiap kotak sumbangan aku isi..

Saya masih heran, apa sih salah seorang Ahok..? Dia sudah bantu banyak orang, dia memang rada kasar tapi hatinya baik kok, saya hargai apa yg sudah dia buat bagi Jakarta..

Saya anggap aksi ini itu hanya soal politis karena kebetulan ada Pilkada. Saya tak mau terbawa2 arus seperti teman2 kantor yg tiba2 juga mau ikut aksi, saya anggap itu berlebihan dan terlalu cari2 sensasi.. paling juga mau selfie2..

Sampai satu saat..

Sore ini dalam gerimis saat saya ada di jalan, dalam mobil menuju tempat miting, dalam alunan musik barat saya berpapasan dgn rombongan pejalan kaki, saya melambat, mereka berjalan tertib, barisannya panjang sekali, pakai baju putih2, rompi hitam dan hanya beralas sendal, muka mereka letih, tapi nyata kelihatan tidak ada paksaan sama sekali di wajah2 itu.. mereka tetap berjalan teratur, memberi jalan ke kendaraan yg mau melintas, tidak ada yg teriak, berlaku arogan dan aneh2 atau bawa aura mirip rombongan pengantar jenazah yg ugal2an.. Ini aneh, biasanya kalau sdh bertemu orang ramai2 di jalan, aromanya kita sudah paranoid, suasana panas dan penuh tanda tanya negatif..

Sore ini, di jalan aku merasa ada kedamaian yg kulihat dan kurasa melihat wajah2 dan baju putih mereka yg basah terkena gerimis..

Papasan berlalu, aku setel radio lain..6 ada berita, rombongan peserta aksi jalan kaki dari Ciamis dan kota2 lain sudah memasuki kota, ada nama jalan yg mrk lalui.. Aku sambungkan semua informasi, ternyata yg aku berpapasan tadi adalah rombongan itu.. Aku tertegun..

*Lama aku diam, otakku serasa terkunci, analisaku soal bagaimana orang beragama sibuk sekali mencari alasan. Tak kutemukan apa pun yg sesuai dgn pemikiranku.*
Apa yg membuat mereka rela melakukan itu semua..? Apa kira2..?
aku makin sibuk berfikir.. Apa menurutku mereka itu berlebihan..? Rasanya tidak, aku melihat sendiri muka2 ikhlas itu.. Apa mereka ada tujuan2 politik..? Aku rasa tidak, kebanyakan orang sekarang mencapai tujuan bukan dgn cara2 itu..

Apakah orang2 dgn tujuan politik yg gerakkan mereka itu..? Aku hitung2 dari informasi, akan ada jutaan peserta aksi, berapa biaya yg harus dikeluarkan untuk itu kalau ini tujuan kelompok tertentu.. Angkanya fantastis, rasanya mustahil ada yg mau ongkosi krn nilainya sangatlah besar..

Aku 'dalam' berfikir, di mobil, masih dalam gerimis, kembali berpapasan dgn kelompok lain, berbaju putih juga, basah kuyup juga.. Terlihat di pinggir2 jalan, anak2 sekolah membagikan minuman air mineral ukuran gelas, sedikit kue2 warung ke mereka, sepertinya itu dr uang jajan mereka yg tak seberapa..

Aku terdiam makin dalam.. *Ya Allah* ,
*Kenapa aku begitu buruk berfikir selama ini..?*
*Kenapa hanya hal2 jelek yg mau aku lihat tentang agamaku..*
*Kenapa dgn cara pandangku soal agamaku..?*

Aku mampir ke masjid, mau sholat Ashar.. aku lihat sendal2 jepit lusuh banyak sekali berbaris.. aku ambil wudhu..

Kembali di teras, kali ini aku bertemu rombongan tadi, mungkin yg tercecer. Muka mereka lelah sekali, mereka duduk, ada yg minum, ada yg rebahan, *dan lebih banyak yg lagi baca Qur'an..* Hmmm..

Aku sholat sendiri,. Tak lama punggung ku dicolek dari belakang, tanda minta aku jd imam, aku cium aroma tubuh2 dan baju basah dari belakang.. Aku takbir sujud, ada lagi yg mencolek. Nahh.. *Kali ini hatiku yg dicolek..*

Entah kenapa,  hatiku bergetar sekali, aku sujud cukup lama, mereka juga diam.. Aku bangkit duduk, aku tak sadar ada air bening mengalir dari sudut mataku..

*Ya Allah.. Aku tak pantas jadi imam mereka.* Aku belum sehebat, setulus dan seteguh mereka.. Bagiku agama hanya hal2 manis, tentang hidup indah, tentang toleransi, humanis, pluralis, penuh gaya, in style.. bla bla bla.. *Walau ada hinaan ke agamaku aku harus tetap elegan, berfikiran terbuka.. 
*Kenapa Kau pertemukan mereka dan aku hari ini ya Allah ?* *Kenapa  Kau jadikan aku imam sholat mereka..?*
*Apa yg hendak Kau sampaikan secara pribadi ke aku..?*

Hanya 3 raka'at aku imami mereka. Hatiku luluh ya Allah.. Mataku panas nahan haru.. Mereka colek lagi punggungku, ada anak kecil usia belasan cium tanganku, mukanya kuyu tapi tetap senyum.. agak malu2 aku peluk dia, dadaku bergetar tercium bau keringatnya, dan itu tak bau sama sekali..
*Ini bisa jadi dia anakku juga.*
*Apa yg telah ku ajarkan anakku soal Islam..?*
*Apakah dia levelnya sekelas anak kecil ini..?*
_Gerimis saja aku suruh anakku berteduh.. dia demam sedikit aku panik.._

Aku nangis dalam hati.. di baju putihnya ada tulisan nama sekolah, SMP Ciamis.. Ratusan kilo dari sini.. Kakinya bengkak karena berjalan sejak dari rumah. Dia cerita bapaknya tak bs ikut karena sakit, dan hanya hidup dr membecak, bapaknya mau bawa becak ke Jakarta bantu nanti kalau ada yg capek, tapi dia larang..
_*Aku dipermalukan berulang2 di masjid ini..*_
Aku sudah tak kuat, ya Allah..

Mereka bangkit, ambil tas2 dan kresek putih dr sudut masjid, kembali berjalan, meninggalkan aku sendirian di masjid, rasa2nya melihat punggung2 putih itu hilang dr pagar masjid, _*aku seperti sudah ditinggal mereka yg menuju syurga..*_
Kali ini aku yg norak, aku sujud, lalu aku sholat sunat dua rakaat, air mataku keluar lagi.. kali ini cukup banyak, untung lagi sendirian..

Sudah jam 5an, lama aku di masjid, serasa terkunci tubuhku di sini.. miting dgn klien sptnya batal.. *aku mikir lagi soal ke Islamanku, soal komitmenku ke Allah,*

*Allah yg telah ciptakan aku, yg memberi ibu bapakku rejeki, sampai aku dewasa dan bangga seperti hari ini.. dimana posisi pembelaanku ke agamaku hari ini..?*
Ada dimana..?
_*Imanku sudah aku buat nyasar di mana..?*_

Aku naik ke mobil, aku mikir lagi. Kali ini tanpa rasa curiga, kurasa ada sumbat besar yg telah lepas dalam benakku selama ini.. Ada satu kata.. Sederhana sekali tanpa bumbu2.. _*Ikhlas dalam bela agama itu memamg nyata ada..*_

Aku mampir di Minimarket, kali ini juga makin ikhlas, makin mantap.. Aku beli beberapa dus air mineral, makanan kering, isi dompet aku habiskan penuh emosional..
*Ini kebangganku yg pertama dalam hidup saat beramal,*  aku bahagia sekali..
*Ya Allah ijinkan aku kembali ke jalanMu yg lurus, yg lapang, penuh kepasrahan dan kebersihan hati..*

*Ya Allah ijinkan aku besok ikut Shalat Jum'at dan berdoa bersama saudara2ku yg sebenarnya..*
*Orang2 yg sangat ikhlas membela Mu..*
Besok, tak ada jarak mereka dgn Mu ya Allah.. Aku juga mau begitu, ada di antara mereka, anak kecil yg basah kuyup hari ini.. tak ada penghargaan dr manusia yg kuharap, _*hanya ingin Kau terima sujudku..*_ Mohon Kau terima dgn sangat.. Bismilahirahmanirahiim..💐💐

(1 Desember 2016 , Diceriterakan oleh Joni A Koto, Arsitek, Urban[disingkat oleh WhatsApp]

Sabtu, 05 November 2016

411

411 sebuah angka yang sangat diingat sekarang ini. Setelah membaca tulisan ini saya sadar bahwa Muslim di Indonesia masih kuat. Ukhuwah kita masih kokoh. Dan izzah umat Islam harus dipertahankan. Situasi dan kondisi ini bukan dilihat dari ujungnya.. tapi dari akumulasi peristiwa yang sudah terjadi. Gunung es yang besar sesungguhnya mempunyai akar yang lebih besar. Bukan tanpa alasan kejadian ini akhirnya terjadi. dan saya bersyukur rabitah umat muslim selalu terhimpun dalam naungan-Nya. Semoga akan bertambah ukhuwah masyarakat Indonesia..
1.
https://www.inspirasi.co/post/details/23809/ahok-tersangka--plus-minus-4-november?utm_campaign=shareaholic&utm_medium=twitter&utm_source=socialnetwork
2. http://jejakislam.net/menista-islam-dari-masa-ke-masa/

Kamis, 30 Juni 2016

Lukisan Terindah

Hidup itu ya begini adanya. Aktivitas keseharian kadang menjadi sangat jenuh. Tiap hari hanya itu yang ada. Seperti lukisan hanya goresan hitam diatas putih.
Menjadi manusia yang hidup berarti harua menjalani keseharian yang begini begini saja. Tapi setiap hari ada warna yang selalu muncul, Yaitu sore. "Mungkin hidup ini biasa saja" hanya menjadi anggapan karena mata kita selalu kita tutup untuk melihat sekitar. Coba keluar dan lihat langit sore. Indah, tenang, hangat dan begitulah akan selalu berulang.
Harus ada warna yang selalu hadir disetiap hari hari yang kita lewati.
Harus ada sore di setiap hari hari yang kita lewati.
Harus ada keindahan yang harus kita nikmati.
Harus ada ketenangan dihati yang harus kita resapi.
Harus ada kehangatan dari sikap kita untuk hidup bersama.
Selamat menikmati sore disetiap hari, jangan sampai terlewat moment sore mu.

Salam dari penikmat sore.

Rabu, 16 Maret 2016

Salam yang tertinggal

Sebuah kejadian dalam hidup ini sungguh sangat sarat makna... Entah apa yang terjadi saat orang bilang kau ketinggalan jaman, semua berubah dan mereka sekarang berbicara pelan seolah sungkan dan merendah.
Semua anugrah yang diberi Allah saat ini sungguh sangat beharga. Cobalah tarik napas dalam2. Radakan smua nikmat yang ad di tubuhmu? Smuanya memang tidak sempurna, tapi sempurnakanlah dengan sesempurna kita bersyukur.
Percayalah, bulan sabit akan sama indahnya dengan bulan purnama.
Dan ada salam yang tertinggal di semarang. Sungguh dengan apa harus diucapkan. Banyak sesuatu yang merubah hidup. Banyak sesuatu yang indah. Banyak sesuatu yang selalu ingin kutemui.
Dan salam ini masih tertinggal.
Hidup ini terus berjalan. Maka berat ketika memulai langkah besar. Dengan salam yang tertinggal. Tapi salam itu menjadi pengingat bahwa mereka adalah orang terbaik yang pernah Allah ciptakan untuk mengisi hidup ini.
Kebumen, 17 maret 2016
Jam 02:34 wib
Saat begadang bareng bapak nunggu barca vs arsenal

Sabtu, 26 Desember 2015

Terkadang kita bahagia jika barang yang kita inginkan sudah ditangan.
Terkadang kita bahagia ketika berhasil lulusbsuatu ujian..
Terkadang kita bahagia nonton film yang sudah ditunggu lama.
Teekadang kita bahagia punya mobil atau gadget yang memudahkan kita.
Terkadanh kita bahagia ketika dapat mebikmati keindahan alam.
Terkadang kita bahagia makan ditempat eksklusif..
Tapi kebahagiaan itu hanya sedikit dan sebentar jika tanpa sahabat yang membahagiakan kita.. Bahagia tidak sendiri.. Bahagia karena orang lain ikut bahagia.. Bahagia karena orang lain tersenyum dihadapan kita.. Bahagia karena kita bersama... Jaga ukhuwah dan jaga silaturahmi... Karena itu hal yang sangat membahagiakan...
Semarang, 26 Desember 2015
23:30 wib
Di wisma zanqy setelah makan di Sowak..

Kamis, 19 November 2015

Puisi Jangan-jangan (Tere Liye)

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat kecantikan
Karena di mana-mana, industri komestik, industri artifisial
Dan orang-orang di sekitar kita, terlalu sibuk menciptakannya
Mengabaikan begitu banyak kecantikan sejati di sekitar

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat pendidikan
Karena di mana-mana, sekolah, universitas
Dan orang-orang di sekitar kita, terlalu sibuk memberi nilai, pun mengejar ijasah
Lupa orang-orang dulu tidak punya selembar ijasah
Tapi ilmunya menerangi dunia hingga hari ini

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat politik
Karena di mana-mana, partai, penguasa, kader
Dan orang-orang di sekitar kita, terlalu sibuk mengejar kekuasaan
Menang, menang dan menang
Lupa, meskipun kalah, politik tetap bisa mulia dan bermanfaat

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat cinta
Karena di mana-mana, buku, film, kisah-kisah
Dan orang-orang di sekitar kita, terlalu sibuk berbunga-bunga indah bicara cinta
Lupa, cinta sejati baru terbukti justeru saat kesedihan dan beban hidup datang
Kasih sayang sesungguhnya terbukti ketika kepercayaan dan komitmen sedang diuji

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat kerja keras
Karena di mana-mana, di mana-mana, kita lebih suka jalan pintas
Ingin cepat, kalau bisa besok pagi sudah kaya, sudah terkenal
Lupa, bahwa sesuatu yang mudah datangnya, akan mudah pula perginya

Jangan-jangan,
Kita semua tidak pernah paham hakikat waktu
Karena di mana-mana, semua orang bersantai dengan gagdetnya
Sibuk dengan keajaiban teknologi
Dan kita melupakan, sebagian besar waktu kita terbuang sia-sia
Lupa berhitung dan semua sudah terlanjur pergi

Inilah puisi jangan-jangan
Akan panjang sekali daftarnya jika diteruskan
Maka sungguh tidak akan pernah merugi
Orang-orang yang selalu menghisab dirinya setiap hari