Translate

Sabtu, 07 November 2015

Ini Soal Pasal Ke-3 Persatuan Indonesia

Akhir akhir ini banyak sekali presoalan sampah... Dan yang paling disayangkan adalah masalah sampah Daerah Khusus Ibukota... Namanya sudah daerah khusus, ditambah lagi jadi ibukota negara.. 
Yang terbayang adalah kita percontohan dan cermin kemajuan bangsa. Tapi yang terjadi adalah sampah menumpuk dimana-mana. Oke, saya tidak membahas jauh untuk permasalahan ini. Yang ingin saya bahas adalah ide untuk menyelesaikannya. Ide dari mahasiswa bodoh yang hanya ingin melihat indonesia tersenyum. Kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah jadi kebiasaan sebagian besar orang. Dan sudah tidak aneh klo orang melempar sampah dipinggir jalan. Coba bayangkan kalau sehari anda membuang sampah sembarangan sekali. Dan kalikan dengan jumlah orang indonesia yang penduduknya lebih dari 250juta jiwa. Itu baru sehari. Bagaimana kalau sudah setahun. Mungkin indonesia akan tertutup sampah. Belum lagi penyakit yang timbul karena tumpukan sampah. Belum kenyamanan dan masih banyak hal yang akan ditimbulkan. Ini sudah seperti fenomena gunung es.
Menurut saya Pertama kali yang harus dirubah adalah masalah persepsi. Banyak tangan-tangan kreatif yang bisa membuat persepsi membuang sampah dan memilah sampah. Dari gerakan medsos, menggunakan maskot sebagai lambang semangat memilah sampah, dan berbagai kamoanye untuk menggaungkannya.
Dalam pikiran saya ingin rasanya membuat pengolahan sampah seperti yang dilakukan oleh warga tegal parang, lihat juga beritanya di
http://m.suara.com/news/2015/11/07/063100/warga-tegal-parang-kelola-sampah-jadi-biodigester?utm_source=facebook&utm_medium=fp )
Yah inilah solusi kecil yang menurut saya akan menyalakan lilin di kegelapan. Hal ini akan menginspirasi banyak orang untuk berubah dan akan menular lagi. Ini seperti virus yang akan menyebarkan penyakit semangat ini.
Virus semangat ini yang akan menginspirasi banyak orang untuk bergerak. Dari pemuda, ibu ibu pkk, bapak-bapak pengurus desa, kepala desa, camat, bupati, walikota, gubernur, presiden. Jika semuanya sudah meresapi solusi permasalahan sampah akan semakin mudah dilakukan. Yah, seperti sila ke-3 persatuan indonesia. Butuh persatuan untuk penyelesaian ini. Seperti yang dikatakan nirwono joga, sampah akan meningkatkan ekonomi kreatif skala rumah tangga dan TPA akan menjadi kawasan terpadu kegiatan kratifitas karena sampah sudah diolah pada sumbernya.
Tulisan saya hanya tulisan semata. Sayapun masih bingung merealisasikannya. Itu hanya sekedar pikiran tapi niat ini saya mulai dengan menulis. Semoga kedepan pikiran ini bisa terwujud.
15:37 WIB
Wisma zanqy



Sabtu, 7 novemver 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar